Nina Siakhali Moradi, Ditolak Jadi Anggota Dewan Karena Terlalu Cantik
Nina Siakhali Moradi, Ditolak Jadi Anggota Dewan Karena Terlalu Cantik - Seorang politisi perempuan di Iran mendapat kecaman dan didiskuali...

http://asalbikinblog.blogspot.com/2013/08/nina-siakhali-moradi-ditolak-jadi.html
Nina Siakhali Moradi, Ditolak Jadi Anggota Dewan Karena Terlalu Cantik - Seorang politisi perempuan di Iran mendapat kecaman dan didiskualifikasi dari pencalonan diri menjadi anggota Dewan Kota.
Diberitakan oleh Kompas.com dari sumber berita Iran Wire, perempuan yang mencalonkan diri menjadi anggota dewan kota itu adalah Nina Siakhali Moradi (27). Nina merupakan sarjana arsitektur lulusan Universitas Azan di Qazvin, kota tua Iran yang terletak sekitar 160 kilometer di utara Teheran.
Nina sendiri mendapat 10.000 suara dalam pemilihan umum yang digelar pada bulan Juni 2013 ini yang membuatnya naik ke peringkat 14 dari 163 kandidat yang bertarung di kursi dewan kota Qazvin.
Meski Nina mencetak prestasi gemilang dalam pemungutan suara namun cita-citanya untuk menjadi salah satu anggota dewan kota gagal karena ia didiskualifikasi.
Kenapa?
Nina dianggap terlalu cantik untuk menjabat sebagai anggota dewan kota Qazvin. Salah seorang penjabat senior di tempat itu bahkan menyebut Nina Siakhali Moradi sebagai seorang foto model.
Padahal sebelumnya lembaga kehakiman dan intelijen Iran sudah mengijinkan Nina ikut serta dalam pemilu setempat.
Dalam kampanyenya, Nina mengusung ide untuk memperjuangkan hak-hak perempuan di kota Qazvin dan melibatkan lebih banyak pemuda dalam perencanaan kota. Selama masa kampanye itu, Nina tampil sopan dalam foto di spanduk-spanduk kampanyenya.
Ia tetap berhijab sopan seperti seorang wanita muslim di Iran. Tetapi tampaknya kehadiran Nina belum bisa diterima sepenuhnya oleh pemuka agama di kota tua tersebut.
Salah seorang kandidat konservatif memprotes dan mengusulkan agar Nina didiskualifikasi. Nina akhirnya didiskualifikasi karena kecantikannya. Selain itu, ia dituding tidak menunjukkan norma-norma Islam dalam kehidupannya sehari-sehari. | ciricara.com
Diberitakan oleh Kompas.com dari sumber berita Iran Wire, perempuan yang mencalonkan diri menjadi anggota dewan kota itu adalah Nina Siakhali Moradi (27). Nina merupakan sarjana arsitektur lulusan Universitas Azan di Qazvin, kota tua Iran yang terletak sekitar 160 kilometer di utara Teheran.
Nina sendiri mendapat 10.000 suara dalam pemilihan umum yang digelar pada bulan Juni 2013 ini yang membuatnya naik ke peringkat 14 dari 163 kandidat yang bertarung di kursi dewan kota Qazvin.
Meski Nina mencetak prestasi gemilang dalam pemungutan suara namun cita-citanya untuk menjadi salah satu anggota dewan kota gagal karena ia didiskualifikasi.
Kenapa?
Nina dianggap terlalu cantik untuk menjabat sebagai anggota dewan kota Qazvin. Salah seorang penjabat senior di tempat itu bahkan menyebut Nina Siakhali Moradi sebagai seorang foto model.
Padahal sebelumnya lembaga kehakiman dan intelijen Iran sudah mengijinkan Nina ikut serta dalam pemilu setempat.
Dalam kampanyenya, Nina mengusung ide untuk memperjuangkan hak-hak perempuan di kota Qazvin dan melibatkan lebih banyak pemuda dalam perencanaan kota. Selama masa kampanye itu, Nina tampil sopan dalam foto di spanduk-spanduk kampanyenya.
Ia tetap berhijab sopan seperti seorang wanita muslim di Iran. Tetapi tampaknya kehadiran Nina belum bisa diterima sepenuhnya oleh pemuka agama di kota tua tersebut.
Salah seorang kandidat konservatif memprotes dan mengusulkan agar Nina didiskualifikasi. Nina akhirnya didiskualifikasi karena kecantikannya. Selain itu, ia dituding tidak menunjukkan norma-norma Islam dalam kehidupannya sehari-sehari. | ciricara.com